WELCOME

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB

안녕하세요 ....

Sabtu, 08 Oktober 2011

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi dalam 24 jam pertama, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun. Sedangkan pada asuhan neonatus adalah asuhan yang diberikan pada bayi sampai usia 28 minggu setelah kelahiran yang dibagi pada beberapa jadwal kunjungan.
Asuhan ini berupaya untuk melakukan skrining terhadap bayi beserta komplikasinya secara dini.



A. Jadwal Kunjungan
1. Kunjungan I
Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.
- Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering.
- Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan kesehatannya.
- Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.
- Memeriksa adanya cairan atau bau busuk pada tali pusat, menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.
- Pemberian ASI awal.

2. Kunjungan II
Pada hari ke-3 setelah persalinan.
- Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
- Menanyakan bagaimana bayi menyusu
- Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)
- Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya busuk

3. Kunjungan III
Pada minggu ke-2 setelah persalinan.
- Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
- Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
- Bayi harus mendapatkan imunisasi berikut :
1) BCG untuk mencegah tuberculosis
2) Vaksin polio I secara oral
3) Vaksin hepatitis B

4. Kunjungan IV
Pada 6 minggu setelah kelahiran.
- Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
- Melihat hubungan antara ibu dan bayi
- Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan imunisasi

B. Manajemen pada bayi baru lahir normal dan neonatus
1. Pertahankan kebersihan jalan nafas
1) pegang kepala bayi lebih rendah dari badan dengan kepala dipindahkan ke sisi drainase
2) bersihkan wajah dan kepala, bersihkan cairan dari hidung dan mulut
3) hisap hidung dan mulut menggunakan spuit seperti bola lampu yang lunak

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
• Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
- Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat peting membersihan jalan nafas, sehingga upaya bayi bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir ( masuknya lendir ke paru-paru).
• Alat pengisap lendir mulut (DeLee) atau alat pengisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di tempat.
• Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
• Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
- Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
• Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tak bernafas.

2. Klem dan potong tali pusat
 Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira satu cm di antara klem-klem tersebut).
 Potolonglah tali pusat di antara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
 Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT).
 Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.

3. Jaga bayi tetap hangat
1) bersihkan dan keringkan bayi
2) tempatkan bayi diatas perut ibu
3) selimuti bayi dengan kain baru yamng kering dan bersih, pastikan bahwa kepala bayi telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh
4) pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit
- apabila telapak bayi terasa dingin, periksalah suhu aksila bayi
- apabila suhu bayi kurang dari 36,5o C, segera hangatkan bayi tersebut

4. Catat nilai Apgar pada 1 dan 5 menit pertama
Tanda Nilai 0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat, < 100x/ menit > 100x / menit
Usaha napas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis dengan keras
Tonus otot Lemah Fleksi pada ekstremitas Bergerak dengan aktif
Kepekaan refleks Tidak ada Meringis Menangis dengan sangat keras
Warna kulit Biru/pucat Merah muda Seluruhnya merah muda
( ketentuan nilai apgar ? )

5. Perlihatkan bayi pada orang tuanya dan yang lain, tempatkan pada dada ibu untuk melakukan IMD
 Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin, Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
- Kehangatan -> mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
- Ikatan batin dan pemberian ASI.
 Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah ”siap” ( dengan menunjukkan refleks rooting). Jangan paksakan bayi untuk menyusu.
 Bila memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit satu jam setelah persalinan.


6. Pemberian vitamin K dan perawatan mata
 Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi bbaru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg secara I.M
 Perawatan mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hokum diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah di mana prevalensi gonorea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia ( penyakit menular seksual).
 Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat, dan harus dicatat didalam status termasuk obat apa yang digunakan.
 Yang lazim dipakai adalah larutan Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
Peralatan untuk perawatan mata harus siap diruang penerimaan / persalinan, ruang rawat bayi, termasuk :
1. Obat-obatan
2. Perlengkapan berisi :
a. Alat tetes mata
b. Gelas obat kecil steril dan kapas
3. Cairan NaCL untuk irigasi mata ( bila yang dipakai Perak Nitrat )
Perubahan warna dari cairan penetes berarti telah terjadi perubahan kimia, sehingga tak dapat dipakai lagi.
Petugas hendaknya secara rutin meneliti terjadinya perubahan warna pada cairan obat yang dipakai atau adanya kristal yang timbul yang mungkin terjadi apabila suhu ruangan melebihi 34ºC.

7. Lakukan dengan segera pemeriksaan menyeluruh pada bayi
1) Keadaan umum.
♦ Kesadaran.
♦ Vital sign.
♦ Antropometri.
2) Kepala.
Apakah ada trauma persalinan, adanya caput, chepal hematom, tanda forcep.
3) Telinga
Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan telinga
4) Mata.
Apakah ada katarak, neonatal, btenorhoe.
5) Hidung dan mulut
Bagaimana keadaan bibir dan langitan, refleks hisap pada saat menyusu pada ibu.
6) Leher
Periksa apakah ada pembengkakan atau penggumpalan.
7) Dada
Periksa pada bentuk, putting, bunyi nafas, bunyi jantung.
8) Sistem gastrointestinal.
Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah / distensi abdomen, stomatitis, BAB.
9) Sistem pernafasan.
Apakah ada kesulitan bernafas, takipneu, bradipneu, teratur / tidak, bunyi nafas
10) Tali pusat.
Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena ).
11) Sistem genitourinaria.
Apakah hipospadia, epispadia, BAK, keadaan vagina dan labia atau testis
12) Punggung dan anus
Periksa apakah ada pembengkakan atau cekungan, serta keadaan anus berlubang atau tidak.
13) Ekstrimitas.
Cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi / postur normal / abnormal serta refleks.
14) Sistem muskuluskletal.
Tonus otot, kekuatan otot, kaku, lemah, asimetris.
15) Kulit
Pustula, abrasi, ruam ptekie, verniks, warna, atau tanda lahir lainnya.

8. Identifikasi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu dipulangkan.
 Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
 Pada alat / gelang identifikasi harus tercantum : nama ( bayi, ibunya ), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.
 Di setiap tempat tidur harus diberi tanda tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
 Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicatat di catatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medis.

9. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi sbb :
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
 Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
 Pastikan semua peralatan DTT / steril ( klem, gunting dan benang tali pusat ). Jika menggunakan bola karet pengisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet pengisap untuk lebih dari satu bayi
 Pastikan semua : pakaian, handuk, kain yang digunakan dalam keadaan bersih
 Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lainnya yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih ( dekontaminasi dan cuci setiap kali digubnakan )

10. Pemantauan bayi baru lahir selama 2 jam pertama
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
 2 jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi : kemampuan menghisap kuat atau lemah, bayi tampak aktif atau lunglai, bayi kemerahan atau biru.
 Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti:
- bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan, gangguan pernapasan
- hipotermia
- infeksi
- cacat bawaan dan trauma lahir

DAFTAR PUSTAKA
• Varney, Helen. 2002. Buku Saku Bidan. EGC : Jakarta
• Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. DepKes RI; Jakarta.
• Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
• www.akbidypsdmi.com
• Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
• Walsh, WindA V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas : EGC : Jakarta
• Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prwirohardjo : Jakarta
• Hand Out Asuhan Bayi Baru Lahir: Akbid Bunga Kalimantan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar